Rapikan Susunan Gigi Anda...


Banyak orang memiliki susunan gigi yang tidak teratur, atau istilahnya kedokterannya maloklusi (malocclusion). Ada yang ‘tonggos' (protrusif) alias gigi rahang atasnya maju, ada pula yang giginya berjejalan (crowded teeth), atau sebaliknya kecil-kecil dan jarang (diastema).

Keadaan gigi tersebut bisa mengganggu penampilan seseorang. Penderitanya sering merasa rendah diri, minder dan enggan tersenyum. Tapi yang paling penting adalah hubungannya dengan kesehatan. Gigi yang berjejal menjadikannya sulit dibersihkan, sehingga gigi bisa berlubang (karies) atau terkena penyakit radang gusi (periodontitis). Bisa juga terjadi gangguan pengunyahan, yang menyebabkan sakit kepala atau nyeri leher. Maloklusi sebisa mungkin harus diperbaiki, bukan semata demi estetika, tapi juga kesehatan gigi.


Kawat Pemanis Bikin Meringis ...

(Sumber: Koran Tempo, Rabu 4 Juni 2008)


Salah pasang kawat gigi bisa berefek gangguan kesehatan seumur hidup.

Ingin tampil manis dengan kawat gigi? Model ini tengah digandrungi remaja ataupun dewasa yang bermasalah dengan gigi. Kawat yang melintang di gigi itu tak lagi dilihat sebagai penghalang, tapi justru sebagai pemanis. Anda tak perlu terburu-buru, pertimbangkan baik-baik dokter gigi yang akan menanganinya sebelum menentukan hiasan pada kawat gigi. Sebab, kesalahan pemasangan kawat gigi (fixed appliance) tak hanya sulit diperbaiki lagi, tapi juga memicu gangguan kesehatan.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum Ikatan Ortodontis Indonesia (Ikorti) Prof Dr Eky Soeria Soemantri, Sp.Ort. Ia mengatakan pengobatan yang salah bisa berbahaya bagi individu itu sendiri. "Jangan main-main, karena dampaknya bisa seumur hidup: kepala pusing-pusing, gangguan pada rahang, dan biasanya lebih sulit diperbaiki," Eky mengungkapkan dalam seminar Ikorti di Jakarta, Kamis lalu.


Kebiasaan buruk dan gigi berjejal ...


Gigi perlu dirawat sejak dini agar anak tidak mengalami gangguan tumbuh kembang gigi, di samping mempertahankan keadaan gigi yang normal, sehingga saat dewasa memperoleh oklusi gigi yang harmonis, fungsional, dan estetis. Kebiasaan mengemut makanan, minum susu dalam botol dot menjelang tidur, mengisap jari, dan penyakit talasemia merupakan beberapa faktor penyebab gangguan pertumbuhan gigi.


Oklusi (occlusion) adalah hubungan kontak antara gigi geligi bawah dengan gigi geligi atas waktu mulut ditutup. Oklusi dikatakan normal, jika susunan gigi dalam lengkung geligi teratur baik serta terdapat hubungan yang harmonis antara gigi atas dengan gigi bawah, hubungan seimbang antara gigi dan tulang rahang terhadap tulang tengkorak dan otot di sekitarnya, serta ada keseimbangan fungsional sehingga memberikan estetika yang baik.




Maloklusi pada anak ...

Waspadai jika gigi anak tidak tumbuh beraturan dan cenderung berjejal (crowded teeth). Gangguan ini dapat menurunkan kemampuan mereka dalam berbicara dan menggigit.

Orangtua manapun pasti menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi seorang anak yang baik, pintar dan berpenampilan menggemaskan plus memiliki senyuman menarik dengan barisan giginya yang putih nan rapih. Namun bagaimana bila kondisi yang terjadi sebaliknya? Supaya gigi anak tampak rapi, gigi harus tumbuh di tempat yang tepat. Tetapi, tidak jarang, kebanyakan anak-anak kini ditemui memiliki gigi yang tumbuh tidak teratur. Sehingga, menyebabkan posisi gigi-gigi tersebut menjadi berjejal. Dalam istilah medisnya situasi seperti ini disebut dengan maloklusi (malocclusion).


Anak-anak yang mengalami maloklusi memiliki gigi dan rahang yang tebentuk tidak teratur. Pengertian dari maloklusi adalah terjadinya hubungan yang tidak sesuai atau tidak pas pada gigi geligi di saat rahang atas dan rahang bawah bertemu.

Apabila anak Anda mengalami gangguan ini, sebaiknya Anda tak dapat menggangapnya sepele, karena jika tidak ditanggulangi semenjak dini, maloklusi mampu menurunkan kemampuan gigi anak untuk mengigit. Akibatnya anak tidak terbiasa memakan makanan yang sedikit keras. Sehingga pada tahap selanjutnya, otomatis dapat terjadi gangguan makan, karena gigi tidak dalam posisi yang benar sehingga kekuatannya menjadi berkurang. Maloklusi parah menyebabkan anak menjadi susah berbicara. Kondisi rahang dan gigi yang berantakan tersebut menyebabkan anak sulit mengucapkan beberapa huruf atau kata-kata tertentu.

Gejala Awal Maloklusi Pada Anak

Orang tua perlu mengetahui gejala awal dari gangguan ini. Di antaranya adalah gigi sering tumbuh di tempat yang salah, mengakibatkan gigi atas dan gigi bawah tidak bertemu dengan semestinya.

Bila Anda menemukan gejala seperti tersebut di atas, secepatnya segera membawa si kecil ke dokter gigi langganan keluarga. Untuk lebih detil dalam mengetahui kondisi gigi anak, mintalah dokter untuk melakukan sejumlah pemeriksaan. Yaitu, lakukanlah pemotretan gigi dan rahang dengan menggunakan sinar X atau rontgen. Bila diperlukan, dokter akan membuat model gips dari gigi (dental cast) dan rahang agar dapat menentukan tindakan berikut yang paling tepat demi memperbaiki kondisi gigi.

Penyebab Maloklusi
Penyebab kelainan bentuk gigi pada anak ini, adalah sebagai berikut:

1. Kebiasaan buruk (bad habit)
Kebiasaan buruk yang dimaksud adalah mengedot, menghisap jari/bibir, menyikat gigi dengan gerakan dan arah yang salah, sehingga terjadi pembusukan pada gigi yang akhirnya menyebabkan gigi berlubang.

2. Gigi berjejal (crowded teeth)
Gigi yang tumbuh dengan kondisi dempet dan tidak teratur susunannya. Hal ini disebabkan bila seorang anak dicabut sebelum waktunya dan menyebabkan keompongan dan akhirnya rahang tidak berkembang. Kondisi ini menyebabkan tempat tumbuhnya gigi tetap menjadi berkurang untuk mendapatkan posisi yang cukup.

3. Genetika (genetics)
Misalnya, ibu yang memiliki gigi kecil dan bapak yang memiliki rahang yang besar, cenderung akan memiliki anak dengan rahang kecil dan giginya besar, otomatis menyebabkan gigi berjejal.

4. Trauma

Benturan keras pada mulut dan mencenderai rahang serta gigi, juga merupakan penyebab terjadinya maloklusi.


Tips-tips mencegah maloklusi

Segera konsultasikan ke dokter gigi, bila ada melihat terdapatnya gejala-gejala awal maloklusi pada anak. Selanjutnya dokter akan menindaklanjuti dengan memberikan perawatan pemakaian kawat gigi (fixed appliance). Namun, hal tersebut juga tergantung dari umur si anak.
Menyikat gigi dua kali sehari. Sesudah makan pagi dan sebelum tidur di malam hari.
Kurangi pengonsumsian makanan-makanan yang manis.
Secara rutin periksakan gigi setiap enam bulan sekali.

Keywords: ortodonti, ortodontik, ortodonsia, ortodontis, orthodonti, orthodontic, orthodontist, maloklusi, malocclusion, crowded, tooth, teeth, oklusi, occlusion.

Maloklusi dan pengucapan ...

Maloklusi (malocclusion) adalah suatu kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut serta fungsinya. Maloklusi kelas II (distoklusi) atau gigi atas lebih ke depan daripada gigi bawah akan terjadi distorsi atau penggantian suara bibir p, b, dan m sehingga apabila berbicara akan mengatupkan bibir bawah dan atas bersama-sama. Sementara itu, pada maloklusi kelas III (mesioklusi) atau gigi di rahang atas berada di belakang gigi di rahang bawah akan mengakibatkan distorsi pembicaran dan posisi antargigi untuk suara s, z, t, l, dan n.


Tentang Ortodonsi ...


Sederhananya ortodonsi (orthodontic) adalah ilmu tentang merapikan gigi. Tujuan utamanya mengembalikan fungsi estetik (kecantikan), mastikasi (pengunyahan) dan fonetik (pengucapan).

Ketidak harmonisan gigi dapat berupa susunan gigi yang jarang-jarang, berjejal, terlalu ke depan atau ke belakang. Jika tidak cepat ditangani, kelainan itu akan mengakibatkan gigi mudah berlubang (karies) dan banyak karang gigi (calculus)sehingga gusi mudah berdarah serta menimbulkan bau mulut yang tak sedap (halitosis). Pada tahap yang lebih parah, kelainan itu bisa menimbulkan gangguan kesehatan lain seperti sakit kepala, gangguan pada otot leher dan pundak, dll.


Senyum indah.... dengan kawat gigi...


Senyum adalah aset terbesar dalam pergaulan. Senyum menawan bermula dari gigi geligi yang cantik. Sayangnya, tidak semua orang memiliki susunan gigi yang baik. Susunan gigi juga mempengaruhi bentuk wajah. Gigi yang berantakan akibat terlalu berdesakan, tongos dan nyakil bisa mempengaruhi penampilan wajah secara keseluruhan.


Kawat gigi... Untuk apa sih....

Belakangan ini, penggunaan kawat gigi atau dalam istilah kedokteran gigi disebut dengan kawat ortodonsi, semakin banyak dan memasyarakat. Apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini karena masyarakat mulai menyadari bahwa gigi mempunyai peranan penting dalam penampilan. Apa sesungguhnya kawat ortodonsi atau kawat gigi itu?


Kisah Pasien yang Ingin Tampil Sempurna, namun Justru Menuai Petaka

(Sumber: Jawa Pos, Sabtu 7 Juli 2007)


Perawatan kesehatan atau kecantikan memang harus dilakukan pada dokter yang tepat. Jika salah, risikonya sangat tinggi. Hal itu dialami pasien-pasien berikut. Ada yang giginya ompong karena salah perawatan, ada pula yang tekstur wajahnya berubah.

Kasus

Jason dan Nira adalah contoh dua orang yang bermasalah karena salah prosedur perawatan gigi. Ada pula orang-orang yang bermasalah karena tergiur klinik kecantikan yang tak kapabel.


Dies Natalis FKG UNHAS ke 25

Temu Ilmiah Kedokteran Gigi (TIKG) yang dirangkaikan Dies Natalis ke 25 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, yang pada tanggal 22 Februari 1983 secara resmi berdiri Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Hasanuddin, setelah lama di bawah naungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Unhas. Momentum Dies Natalis ke-25 kali ini diharapkan sebagai awal perubahan suatu institusi yang semakin dewasa dalam memasuki satu momentum kompetisi global yang serba menuntut keparipurnaan sebuah institusi.


Acara TIKG kali ini yang dirangkaikan dengan Dies Natalis FKG UNHAS ke-25, merupakan rangkaian kegiatan ilmiah, meliputi ceramah utama dan ceramah singkat yang terpadu, tabel klinik/hand On, Open house sebagai aksi sosial,temu alumni dan beberapa pentas olah raga serta seni. Kami yakin sejawat tidak akan melewatkan kesempatan baik ini. Kami nantikan partisipasi sejawat sekalian dalam acara-acara TIKG.

Dentistry Scientific Celebration...

Kompetisi Karya Tulis Ilmiah dan Lomba Debat Bahasa Inggris Mahasiswa Medis se-Makassar

Berhubung satu dan lain hal maka waktu pelaksanaan acara ini diundur menjadi tanggal 26 November 2008, begitu pun pendaftaran / pemasukan Karya Tulis diperpanjang sampai 10 Nopember 2008.

Waktu:
Sampai 10 Nopember 2008 -- Pendaftaran/Pemasukan Karya Tulis
26 November 2008 -- Pelaksanaan kegiatan

Tempat:
Kampus FKG UNHAS Tamalanrea

Hadiah:
Total hadiah yang diperebutkan Rp. 9.000.000,-

Contact Persons:
drg. Eddy Heriyanto Habar, Sp.Ort / 0811468844
drg. Irfan Sugianto / 085255194802





Bakti Sosial FKG Unhas ...

Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) akan menggelar kegiatan bakti sosial di sejumlah daerah. Bakti sosial dalam rangka menyambut Silver Anniversary FKG Unhas itu akan dimulai dari Kota Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), 14-22 Januari mendatang.
Sekitar 135 orang yang terdiri atas mahasiswa, dosen, serta dokter muda, akan dikirim ke daerah tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada anak sekolah dan juga penyuluhan promosi kesehatan secara gratis. Unhas adalah satu-satunya universitas yang memiliki FKG di Indonesia timur.


Menurut Ketua Panitia Dies Natalis Ke-25 FKG Unhas, Prof Dr drg Burhanuddin, selain memberikan pelayanan dan penyuluhan, pihaknya juga akan memberikan pendidikan dan penelitian kepada masyarakat setempat.
"Seluruh personel yang kami kirim akan disebar di 12 kecamatan yang ada di Kota Muna. Kami berharap kegiatan yang sifatnya nasional ini dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat," jelas Burhanuddin.
Selain Kota Muna Sultra, FKG Unhas juga akan menggelar kegiatan bakti sosial berupa operasi bibir sumbing gratis, di Rumah Sakit (RS) A Makkasau Parepare, 14-17 Februari mendatang. Kegiatan ini bekerja sama dengan FKG Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung.
Rencananya pada pelaksanaan operasi bibir sumbing tersebut, panitia dari FKG Unpad akan mendatangkan dokter ahli bedah dari Universitas Malaya Dr Ismadi Ishak, serta ahli bedah dari Universitas Okayama Jepang, Prof Shogo Minagi DDS PhD.


FKG UNHAS


Drg. Hj. Halimah Dg. Sikati, dokter gigi pertama asal Sul-Sel, sejak awal telah mempunyai cita-cita untuk mendirikan Fakultas Kedokteran Gigi di Kawasan Indonesia bagian Timur namun mengalami hambatan dalam memperjuangkan dibukanya Fakultas Kedokteran Gigi di dalam lingkungan Universitas Hasanuddin Makassar yang disebabkan alasan Pemerintah (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) yang tidak mampu membuka satu fakultas baru yang tergolong mahal seperti FKG.


Dengan usaha yang terus menerus dilakukan, maka pada tahun 1966, dalam kapasitasnya sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Unhas, beliau meminta persetujuan Rektor Unhas untuk membuka satu jurusan yaitu jurusan Kedokteran Gigi yang masih berada di bawah Fakultas Kedokteran Unhas.

Pada tahun ajaran pertama, mahasiswa/mahasisiwi yang terdaftar hanya 30 orang namun kemudian disadari bahwa jurusan Kedokteran Gigi ini akan menguras anggaran dari Fakultas Kedokteran, maka pada tahun berikutnya diputuskan untuk menutup jurusan ini dengan meleburkan mahasiswa-mahasiswanya masuk ke Fakultas Kedokteran, karena pendidikan dasar Kedokteran dan Kedokteran Gigi memang sama.

Dengan kejadian tersebut, drg. Hj. Halimah Dg. Sikati tidak patah semangat dan tidak mau menyerah, dan Tuhan membuka jalan baginya dengan mempertemukannya dengan Laksamana Angkatan Laut Bapak Mursalim Dg. Mamanguing.

Pada waktu itu Menteri Tenaga Kerja RI, ikut dalam rombongan Presiden Sukarno berkunjung ke Ujung Pandang. Pak Mursalim yang juga sahabat lama dan kawan akrab drg. Hj. Halimah Dg. Sikati menawarkan bantuan untuk membuka praktek sendiri dirumah.

Drg. Hj. Halimah Dg. Sikati menjawab bahwa yang ia perlukan adalah bantuan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran Gigi di Ujung Pandang, selain untuk memajukan kesehatan gigi, juga memberi kesempatan kepada putra-putri Sul-Sel untuk mendapatkan pendidikan tinggi dalam bidang Kedokteran Gigi, sehingga tidak perlu ke Jawa mengeluarkan biaya terlalu tinggi untuk menjadi dokter gigi. Keinginan Drg. Hj. Halimah Dg. Sikati tersebut ditanggapi positif oleh Bapak Mursalim Dg. Mamanguing dengan jawaban yang singkat “Baik, saya akan membantumu“.

Dua minggu kemudian TNI Angkatan Laut mengirimkan Tim dari Jakarta yang dipimpin oleh drg. Liem Tjiang Kiat ke Ujung Pandang menemui drg. Hj. Halimah Dg. Sikati untuk menyampaikan instruksi untuk pengadaan feasible study dan sekaligus mempersiapkan satu kerjasama antara Angkatan Laut dengan Unhas dalam hal ini Fakultas Kedokteran, setelah mengadakan pembicaraan dengan Rektor Unhas Mr. Moh. Natsir Said, yang pada itu sangat menyetujui dan mengagumi keberhasilan drg. Hj. Halimah Dg. Sikati.

Penandatanganan kerjasama disaksikan oleh Panglima Komando daerah Maritim 8, Komodor Marwidji dan dengan kerjasama itu lahirlah Institusi Kedokteran Gigi “Yos Sudarso“ yang dipimpin oleh Kolonel drg. R. Tampinongkol yang berkedudukan di Jakarta sehingga pimpinan pelaksana harian Institusi tersebut diserahkan kepada drg. Halimah Dg. Sikati, dibantu seorang sekretaris dari Angkatan Laut yaitu Lettu kowal Sri Harjijahdengan struktur organisasi yang diatur sebagai berikut : Pendidikan akademik dilaksanakan dikawasan Angkatan Laut Jl. Yos Sudarso dengan peralatan hasil rampasan Perang Dunia II, dan tehnis administratifnya tetap dipegang oleh Fakultas Kedokteran Unhas.

Berdasarkan SK Rektor UNHAS tanggal 1 Januari 1969, IKG Yos Sudarso menjadi Departemen Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, dan berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0226/1970 Tertanggal 27 Juli 1970, maka resmilah kehadiran Departemen Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran UNHAS dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI

Pada tanggal 8 Juni 1974 ditandatangani perpanjangan perjanjian kerjasama dengan AL yang merupakan kerjasama ke II antara Unhas dengan TNI Angkatan Laut RI.
Ketua Departemen Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Unhas diserah terimakan dari Letkol (Laut) drg. Sudibyo kepada Letkol (Laut) drg. I.G. Geria, selanjutnya Departemen Kedokteran Gigi menjadi Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Unhas hingga tahun 1983.

Berdasarkan SK Rektor UNHAS No. 91/O/02/1983 tanggal 23 Februari 1983, dan SK Mendikbud RI No. 0563/O/1983 tanggal 8 Desember 1983, maka Fakultas Kedokteran Gigi resmi berdiri sebagai Fakultas dalam Lingkungan Universitas Hasanuddin. Pada tahun ini pula, Rektor Universitas Hasanuddin yaitu Prof. Dr. Hasan Walinono menyerahkan gedung eks Fakultas Hukum untuk ditempati sebagai Pusat Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan baik Pendidikan Sarjana maupun Pendidikan Profesi, namun anggaran dari pemerintah untuk pembelian alat-alat yang diperlukan dalam pendidikan tidak pernah turun.

Untuk mengatasi hal tersebut, dengan usaha yang keras dan diplomasi dari ibu drg. Hj. Halimah Dg. Sikati yang telah menjadi Dekan I Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin, maka fakultas memperoleh bantuan dari Universitas Utrecht Belanda berupa peralatan-peralatan klinik dan laboratorium yang jumlahnya cukup besar dan juga bantuan-bantuan dana dan peralatan kedokteran gigi dari Pemerintah New Zealand dan Jepang.

Peralatan-peralatan tersebut berupa “Dental Unit“ dan “Dental Chair“ juga alat-alat laboratorium yang canggih dan merupakan cikal-bakal Poliklinik Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

Dalam rangka pengembangannya sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia bagian Timur, Universitas Hasanuddin mendapat satu kampus baru yang disebut Kampus Tamalanrea yang terletak di Km. 10 jalan poros ke Bandara Hasanuddin, sehingga pendidikan kedokteran gigi juga harus ikut pindah ke kampus baru bersama fakultas-fakultas lainnya, menempati satu gedung bersebelahan dengan Fakultas Kedokteran. Sejak itu Fakultas Kedokteran Gigi beroperasi pada 2 (dua) kampus :

1. Kampus Tamalanrea, Km. 10 Jl. Perintis Kemerdekaan untuk Pengelolaan Pendidikan dan Perkuliahan.
2. Kampus Kandea (lama) gedung eks Fakultas Hukum untuk Poliklinik pendidikan Dokter dan Dokter Gigi.


Universitas Hasanuddin

Universitas Hasanuddin, disingkat Unhas, adalah perguruan tinggi negeri di Makassar, Indonesia, yang berdiri pada 11 Juni 1956. Rektor pada tahun 2006 adalah Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, Sp.BO.

Perguruan tinggi ini semula merupakan pengembangan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ketika Bung Hatta masih menjadi Wakil Presiden. Kampus Unhas semula dibangun di Baraya atau Kampus Baraya.


Fakultas
Namun, awal tahun 1980-an, ketika Rektor dijabat Prof. Dr. Achmad Amiruddin, Kampus Unhas dipindahkan ke Tamalanrea, karena Kampus Baraya sudah berada di tengah kota.

Kini Kampus Unhas menempati areal seluas 220 hektar di Tamalanrea dengan berbagai fasilitas.

Universitas Hasanuddin memiliki 12 fakultas, yaitu:
Ekonomi
Hukum
Kedokteran
Teknik
Sastra
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pertanian dan Kehutanan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Peternakan
Kedokteran Gigi
Kesehatan Masyarakat
Ilmu Kelautan dan Perikanan

Sejak akhir tahun 2006 Fakultas di Universitas hasanuddin bertambah 1 yang merupakan pemekaran dari Fakultas Pertanian dan Kehutanan yaitu Fakultas Kehutanan. Saat ini telah dikembangkan kampus baru UNHAS yang dikhususkan untuk Fakultas Teknik yang terletak di bekas pabrik kertas Gowa di kabupaten Gowa. Kampus baru ini mulai dipergunakan sejak tahun 2006 walaupun masih dalam tahap renovasi dan pembangunan gedung dan pengadaan fasilitas.