Tentang Ortodonsi ...


Sederhananya ortodonsi (orthodontic) adalah ilmu tentang merapikan gigi. Tujuan utamanya mengembalikan fungsi estetik (kecantikan), mastikasi (pengunyahan) dan fonetik (pengucapan).

Ketidak harmonisan gigi dapat berupa susunan gigi yang jarang-jarang, berjejal, terlalu ke depan atau ke belakang. Jika tidak cepat ditangani, kelainan itu akan mengakibatkan gigi mudah berlubang (karies) dan banyak karang gigi (calculus)sehingga gusi mudah berdarah serta menimbulkan bau mulut yang tak sedap (halitosis). Pada tahap yang lebih parah, kelainan itu bisa menimbulkan gangguan kesehatan lain seperti sakit kepala, gangguan pada otot leher dan pundak, dll.


Gigi susu yang tanggal harus dibuang ke atas (bawah) bila berasal dari gusi bawah (atas). Itu mitos pada salah satu iklan pasta gigi. Terlepas dari mitos tersebut, perawatan gigi sejak dini sangatlah penting. Gigi susu rusak memang akan diganti oleh gigi permanen. Masalahnya, gigi permanen pengganti gigi susu sering tumbuh tidak wajar. Akibatnya terjadi kelainan atau penyimpangan pada susunan gigi. Kelainan ini ini sangat mempengaruhi tampilan wajah, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tubuh pada umumnya, dan dapat berdampak psikologis negatif karena berkurangnya percaya diri.

Ketidakharmonisan gigi dapat berasal dari perawatan gigi yang tidak benar atau akibat kelainan fisik mulut seperti rahang atas (maxilla) terlalu maju / mundur atau miring, bibir sumbing dan banyak lagi faktor lain. Menurut data dari Departermen Kesehatan, masalah kelainan letak gigi (maloklusi) di Indonesia merupakan masalah nomor tiga terbesar setelah gigi berlubang (yang diproyeksikan diderita oleh 80% penduduk Indonesia) dan penyakit gusi. Sebagian dari kelainan di atas dapat ditangani dengan kawat gigi dan / atau bedah rahang.

Ada konsekuensi yang harus dijalankan jika memakai kawat gigi, yaitu: memelihara kebersihan gigi dengan sempurna dan menghindari tersisipnya sisa makanan serta mengikuti instruksi pemakaian dengan teratur. Kelalaian perawatan dapat berakibat penanganan bisa gagal, gigi berlubang, dan bahkan penyakit bisa menjadi lebih parah dari sebelumnya. Selain bertambah sibuk untuk memelihara kawat gigi, pemakai kawat gigi ada yang mengeluh rasa sakit. Rasa sakit sangat subjektif, bahkan anak usia 8 tahun pun dapat mentolerirkan masalah ini. Agar bisa menjalankan perawatan dengan baik, pengguna kawat gigi perlu memotivasi diri dengan mengingat manfaat yang akan diperoleh dengan menggunakan kawat gigi berupa manfaat kesehatan dan keindahan.

Secara umum perawatan gigi memang relatif mahal. Piranti dengan teknologi canggih serta peralatan mikro yang membutuhkan presisi tinggi memang mahal harganya. Selain itu, ada banyak bahan-bahan kedokteran gigi yang masih harus diimpor. Ironisnya, gips yang bahan bakunya dari alam Indonesia pun, tetap perlu diimpor. Tambahan pula, Perawatan gigi sering memakan waktu lama bahkan mencapai tahunan. Dalam perbaikan gigi dengan kawat bukan hanya satu atau dua gigi yang dirawat. Seluruh gigi perlu ditangani. Bahkan gigi yang belum tumbuh pun perlu ditangani untuk memperbaiki atau mengarahkan tumbuhnya rahang. Semua itu membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang cukup sulit.

Kasus-kasus dengan kelainan letak gigi yang relatif ringan dan tidak melibatkan kelainan rahang serta yang masih dapat diatasi dengan menggunakan kawat gigi lepasan (removable appliance) bisa ditangani oleh dokter gigi umum. Untuk kasus yang lebih sulit diperlukan penanganan khusus oleh dokter gigi yang mempunyai keahlian tambahan atau spesialis di bidang kasus penyakit tersebut (ortodontis). Petunjuk ini tercantum dalam Standar Pelayanan Medik dari Departemen Kesehatan RI. Para spesialis ini dididik secara resmi di fakultas kedokteran gigi. Pendidikan spesialis ortodonsi memakan waktu 3-4 tahun, dan lulusannya menjadi Spesialis Ortodonsi (Orthodonthist).




Keywords: ortodonti, ortodontik, ortodonsia, ortodontis, orthodonti, orthodontic, orthodontist, maloklusi, malocclusion, crowded, tooth, teeth, oklusi, occlusion.

No comments: